Translate

Minggu, 14 November 2010

"KETIKA HUJAN TURUN"


rinai hujan di senja hari,
bersama angin berhembus menari,
kilat sebentar terangi buana sari,
lantunkan senandung sendiri....


hari-hari mulai sepi,
ketika palu keadilan terhampar mati,
tak adakah rona kebahagiaan yang terpatri?
ataukah buana selalu menangis di sore hari?
 
rinai semakin deras menerpa,
semilir angin hamparkan suasana beku merana,
aku ada hantarkarkan cerita duka nestapa,
pada sebait kata yang tak bisa ku terka....
 
mata merah,
jalan sempoyongan,
pedulikan hujan yang turun,
di hati cuma ada dendam,
di mata cuma tangis tertahan....
 
ya......,
ketika palu keadilan tak berpihak pada si kecil,
adakah tempat mengadu yang bijak menerima,
keluh kesah yang hampir mati,
terbawa deras hujan yang datang....
 
hujan masih tampakan kegagahannya,
menderu deras menyabu buana yang sepi,
sang makhluk hanya terdiam diujung-ujung penantian,
mengharap kedamaian akan terwujud ketika hujan reda...
 
deru-deru bebatuan yang mengelinding di atas awan...
semakin kerap terdengar,
diiringi kilat halilintar yang menusuk bumi,
sang makhluk tak kuasa terdiam menyepi,
dengan gontai ia keluar dari persembunyiannya,
melangkah tembus rinai yang masih menghujam....
 
mata merah,
jalan sempoyongan,
pedulikan hujan yang turun,
di hati cuma ada dendam,
di mata cuma tangis tertahan....

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar